Hari ini disebuah kerajaan rimba, Singa si raja hutan mengumpulkan seluruh penghuni hutan. mereka kemudian berduyun - duyun memenuhi panggilan singa. Tak satupun yang tak hadir . semua tahu reputasi singa yang kejam. Jika tidak mematuhi, nyawa pasti melayang.
Setelah semuanya berkumpul singa berbicara " Hai penghuni hutan. Hari ini saya sedang marah dan sangat-sangat terganggu." " Ada apa gerangan sehingga paduka tidak nyaman." Sambil senyam-senyum dengan sikap ramah yang dipaksakan jerapah memberanikan diri untuk mengeluarkan kata. Jerapah tahu jika menggunakan bahasa kasar dan salah sedikit saja. Nyawa pasti melayang. jerapah adalah satu-satunya penghuni hutan yang sudah sepuh sehingga ia merasa pantas untuk mewakili seluruh penghuni hutan sebagai juru bicara walaupun seluruh penghuni hutan yang lain muak padanya. " gak usah banyak menjilat apa kamu pikir dengan senyam-senyum seperti itu dapat terhindar dari amukanku." Jerapah kemudian diam ia tak mau mengambil resiko. Kemudian singa berbicara dengan sangat keras.
" Saya terganggu dengan bau busuk disini. Bau yang membuat saya tidak bisa tidur." Aku yakin bau busuk itu berasal dari kalian jika kalian tidak mau mengaku. Tubuh kalian akan saya cincang" . Bentak singa.
Semua penghuni hutan diam . mereka takut. Siapa yang tidak tahu dengan bau busuk itu. Semuanya mengetahuinya bahwa bau itu berasal dari tubuh singa itu sendiri karena singa tidak pernah mandi. Semua juga tahu bahwa singa yang kejam itu tidak mau aibnya terbongkar dan sekarang sedang mencari kambing hitam
Singa kemudian menunjuk salah satu penghuni hutan. " Garangan apa kamu mencium bau busuk disini". Garangan yang ketakutan itu menjawab sambil terbata-bata " Sa… sa… sssayya .. tttiidk menciiumnyya padukduk..dukkaa". singa geram " dasar garangan pembohong siapa yang punya hidung pasti merasakan bau busuk ini".
Tergeletaklah garangan bersimbah darah diatas tanah. garangan telah mati. " Siapa yang mau bernasib seperti garangan ini". Singa semakin marah. Kemudian ia memanggil monyet dan menanyainya " monyet, kamu tahu ada bau busuk disini". "Tahu paduka". Jawab monyet. Singa bertanya lagi " Bau itu dari mana ". Maaf paduka, bau itu dari tubuh paduka karena paduka tidak pernah mandi ". jawab monyet dengan jujur. Kepala monyetpun terpisah dari tubuhnya . sambil mengumpat singa mengaung kemudian berkata " Beraninya dia menghina saya seperti itu ".
Kini giliran anjing yang diintrogasi " Anjing jawab dengan jujur ". singa melihatnya dengan tatapan meradang. Anjing yang penjilat kemudian menjawab". Saya yakin bau itu bukan berasal dari paduka " . " paduka adalah mahluk yang paling tampan di rimba ini". Dengan suara lantang anjing kemudian menunjuk para penghuni hutan yang lain " paduka, merekalah biang keladinya. Bau itu pasti ulah mereka karena tidak suka dengan paduka". " kalau saya sich, sangat suka dengan paduka".
Singa kemudian tersenyum sinis kepada anjing. "dasar anjing penjilat tipe-tipe penghiat anjing kurang ajar….". sang anjing akhirnya mati.bersimbah darah para penghuni hutan yang tersisa semakin cemas ibarat pepatah mereka bagaikan memakan buah simalakama. Maju kena mundur kena . jujur berarti menghina dan merongrong kekuasaan singa.bohong berarti melanggar hokum. Melanggar hokum singa berarti mati. Lidah mereka semakin kelu, darah mereka semakin membeku melihat bangkai-bangkai temanya berserakan di depan mereka. Mereka masih tidak menemukan jawaban yang pas dihati singa.
Hingga sampai akhirnya pada giliran si kancil yang cerdas. Dengan tenang si kancil melenggang berjalan menuju singa. " Saya paduka ". " ya, kamu siapa lagi". Jawab singa dengan ketus. Singa kemudian mulai mengintrogasi " kamu tahu bau itu bau apa?, dan dari mana?'. Kancil kemudian menjawab " maaf paduka, kondisi saya sedang tidak Fit.Saya sedang pilek, hidung saya tersumbat jadi ngak tahu apa-apa tentang bau busuk". Singa kemudian tertawa " oke, karena kamu pilek kamu boleh pulang". Singapun lega penghuni hutan seperti ini yang bisa diandalkan pura-pura pilek jika mengetahui kebobrokan dirinya. Wajah seramnya kini menjadi sumringah.
Kemudian singa berkata kepada semua penghuni hutan yang tersisa " gimana apakah kalian juga pilek seperti kancil". Semua penghuni hutan yang tersisa menjawab dengan serempak " ya, kami semua pilek dan akan selalu pilek".singa kemudian tersenyum kemudian berkata lagi " kalau gitu kalian boleh pulang , tapi janji kalian harus tetap pilek dan gak usah berobat ke dokter". Semua menjawab " Enggeeeeh".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar